Oleh: Mukhlis Ahsya
Jika angin-angin bertanya padamu tentang kenangan, jawab saja,”Ia telah hilang, tenggelam dalam secangkir kopi.”
Memang tak banyak kebaikan dalam secangkir kopi, hanya sekedar pencair rasa penat, teman kesepian, dan tempat pembuangan kenangan.
Setiap kutemui titik-titik indah dalam hidup ini, aku akan simpan sejenak dalam lembar memori, dan kubiarkan ia menjadi kenangan. Lalu dalam hitungan waktu yang berbeda, kuambil gula dan kucampuri bubuk kopi hitam, lalu kutuangkan titik-titk indah yang telah menjadi kenangan itu bersama berguyur-guyur air panas, dan menjelmalah secangkir kopi kenangan.
Kau mungkin telah bercampur dalam secangkir kopi kenanganku, teraduk bersama kenangan-kenangan yang lain. Dan hanya akan kuambil ketika semesta mengangguk, dan purnama ada di antaranya.
No comments:
Post a Comment